Sabtu, 19 September 2015

Hubungan Iklan Dan Keputusan Konsumen

Hubungan Iklan Dan Keputusan Konsumen

Hubungan Iklan Dan Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen
Konsumen menganggap bahwa iklan sebagai jendela informasi sebagai paduan dalam memilih produk. Di lingkungan produsen, iklan merupakan media promosi tentang kualitas dan ciri-ciri produk kepada masyarakat baik orang tua maupun anak-anak. Sebagai calon konsumen tentu perlu informasi yang jelas terhadap produk yang diiklankan. Melalui informasi yang jelas niscaya calon konsumen akan mempunyai keputusan untuk membeli. 

Dalam memutuskan mengkonsumsi produk bisa dipengaruhi oleh informasi produk yang diiklankan, tampilan iklan yang menarik dan model yang ada di iklan. Hal ini menunjukkan bahwa iklan mempunyai peran yang sangat kuat dalam membujuk konsumen yang terjaring dalam lingkarannya terbius untuk mengikuti produk yang diinformasikan.

Informasi media periklanan yang lancar dan mudah dipahami oleh masyarakat (konsumen) akan memberikan tanggapan yang positif bagi konsumen. Informasi yang jelas secara visual maupun verbal dan tidak menyinggung perasaan konsumen akan menguntungkan di pihak produsen. Harapan positif di hati masyarakat merupakan tujuan utama produsen dalam menawarkan produknya, sehingga bisa diterima di pasaran. Berbagai cara produsen dalam mempromosikan produknya melalui periklanan diharapkan mendapatkan citra positif konsumen. 

Penilaian konsumen terhadap produk, yang dimaksud antara lain; Pertama, memperoleh penilaian baik dari konsumen. Penilaian dari konsumen sangat penting, karena dapat diketahui apakah yang diiklankan sudah diterima atau tertanam di hati konsumen. Bila iklan tidak diterima karena faktor penyimpangan budaya atau faktor lain yang dapat mengakibatkan ruginya produk yang diinformasikan melalui iklan. Sebagai contoh iklan produk Sanaflu yang slogannya "belum tahu dia" berhasil menjadi iklan favorit tahun 1998 karena begitu mudahnya mengingatkan pada produk yang diinformasikan, sehingga produk meningkat drastis. Sayangnya di wilayah Jawa Tengah produk ini kurang begitu laku dibandingkan dengan daerah lain, karena dianggap iklannya meremehkan budaya Jawa. 

Kedua, memupuk baik dan memberi pengertian tentang produk yang dibutuhkan konsumen. Teknik ini dilakukan untuk menguatkan persepsi baik pada diri konsumen terhadap produk yang diinginkan. Konsumen akan teringat terhadap produk yang diiklankan berkali-kali. Sering munculnya iklan dalam menawarkan atau memperkenalkan produk yang tidak menyesatkan, sehingga konsumen akan menerima informasi yang akhirnya membeli produk yang ditawarkan, seperti produk obat-obatan.

Ketiga, memperoleh etiket baik dari konsumen dalam membantu mempromosikan produk. Tanggapan baik konsumen terhadap produk yang diiklankan sangat membantu dalam kelancaran promosi. Suatu produk mempunyai kualitas dan keunggulan seperti yang diinformasikan dalam iklan sangat membantu menciptakan predikat baik. Anggapan seperti ini seperti pada produk SONY yang sudah mendapatkan kepercayaan konsumen. Karena merasa puas pada produk yang pernah mereka beli, mereka tanpa sengaja juga ikut berpromosi antar mulut "gethok tular" kepada calon pembeli. 

Keempat, mengatasi prasangka buruk pada konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Iklan kadang kala menutupi kekurangan kualitas produk yang diinformasikan atau konsumen mempunyai prasangka buruk terhadap yang diinformasikan. Untuk meluruskan informasi yang kurang tepat ini perlu adanya iklan yang jitu guna menangkis anggapan tersebut. Seperti kejadian produk Miwon yang disinyalir mengandung enzim babi hingga produk tersebut dicabut dari pasaran. Mandra selaku bintang iklannya bertindak tegas untuk memutuskan tidak mau lagi memperpanjang kontrak. Produk
ini tentunya sudah jatuh dimata konsumen, khususnya masyarakat muslim. Bagaimana agar produk ini bisa diterima kembali pada konsumen. 

Kelima, mendidik konsumen untuk menggunakan produk yang disajikan pada iklan. Informasi ini sering dilakukan melalui iklan produk obat-obatan. Agar konsumen tidak salah persepsi terhadap obat yang diiklankan, maka dalam menginformasikan harus sangat rinci, baik tahapan pemakaian atau kegunaannya. Bila hal ini salah menginformasikan akan fatal akibatnya, sebagai contoh obat untuk dewasa diminumkan anak-anak yang mengakibatkan kejang-kejang. Hal ini jelas salah menginformasikan atau persepsi konsumen berbeda dengan yang diinformasikan dalam iklan. Agar hal ini tidak terjadi maka perlu penjelasan manfaatnya dan efek sampingnya. 

Keenam, memberikan penerangan dan pendidikan terhadap konsumen. Tidak semua iklan memberikan penerangan atau pendidikan pada konsumen, karena dinilai kurang efektif dalam meningkatkan pemasaran. Kurang efektifnya iklan tersebut kemungkinan disebabkan oleh kurang tepatnya waktu penginformasian. Bila waktu pemberian tepat, niscaya akan dapat diterima konsumen dengan sendirinya pemasaran akan lancar. Sebagai contoh produk Pepsodent yang berpromosi secara langsung kepada Pramuka Gugus Depan di Magelang yang sebagian besar diikuti oleh anak-anak sekolah, begitu juga yang dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri Tambak Wedi Surabaya pada tangal 5 September 2002. Pihak Pepsodent memberikan penerangan bagaimana merawat gigi yang baik dan benar. Promosi ini sangat berhasil, karena mendapat tanggapan masyarakat yang positif, sekaligus menanamkan kepercayaan produk tersebut pada diri si pemakai.

Studi Empiris

Penelitian yang akan dilaksanakan tentu tidak lepas dari penelitian terdahulu sebagai landasan dan acuan terhadap arah dari penelitian ini. Terdapat beberapa penelitian yang mengkaji tentang CSR. Penelitian itu dilakukan oleh: 
Muhammad Akmal (2011) 

Dari hasil analisis diperoleh menemukan hasil bahwa periklanan melalui website dalam hal ini keberadaan portal berita tribun-timur.com memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap persepsi konsumen pada media massa Tribun Timur. 
Junidah Alfianasari (2010) 

Dari hasil analisis, diperoleh hasil bahwa komunikasi pemasaran (periklanan, promosi penjualan dan hubungan masyarakat) memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap keputusan pembelian kartu perdana IM3 dengan demikian, hipotesis yang diajukan terbukti.
Mochammad Edris (- ) 

Berdasarkan hasil penelitian, pengulangan pesan iklan pasta gigi Pepsodent cukup berpengaruh dalam menarik perhatian, menimbulkan rasa tertarik, keinginan dan mendorong konsumen untuk melakukan tindakan pembelian. Iklan pasta gigi Pepsodent berhasil melekat dalam ingatan konsumen, sehingga memberikan tanggapan yang positif terhadap produk tersebut. Tingkat perhatian, ketertarikan, keinginan dan tindakan untuk melakukan pembelian berada dalam keadaan konstan/tetap, meskipun iklan tersebut sudah jarang ditayangkan/hampir tidak pernah ditayangkan.

Kerangka Pikir 

Dalam kerangka pikir penelitian ini terdapat 6 (enam) variabel bebas (independent) berdasarkan konsep kriteria AIDA yaitu: attention (X1), interest (X2), desire (X3), action (X4). Sedangkan variabel terikat (dependent) terdapat satu, yaitu: pengambilan keputusan pembelian konsumen (Y). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh periklanan terhadap keputusan pembelian konsumen pasta gigi Pepsodent. 

Pada penelitian ini, membahas mengenai langkah PT Unilever yang melakukan kegiatan periklanan pasta gigi Pepsodent. Dengan adanya iklan tersebut kemudian akan menimbulkan kecenderungan pengambilan keputusan pembelian konsumen.

0 komentar:

Posting Komentar